Perpipaanuntuk industri bahan migas 3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah 4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak 5. Perpipaan untuk proses pendinginan 6. Perpipaan untuk tenaga nuklir 7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas perlu pula diketahui Jenis aliran temperatur, sifat korosi, Faktor gaya serta kebutuhan lainnya dari aliran serta pipanya.
KualitasPerlengkapan Pipa telah disediakan oleh grosir kami untuk kebutuhan perpipaan yang berbeda. Dengan pilihan float fitting kami, ini dapat memenuhi semua kompatibilitas bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Untukpenelitian ini gradasi agregat halus berdasarkan standar ASTM C-33. Tabel 3.1. Ukuran saringan pada penelitian gradasi agregat halus. Jenis Ukuran Saringan (mm) Agregat 4.7 2,36 1,1 0,6 0,3 0,1 P c) Timbangan (Mechanical Balances) Timbangan digunakan untuk menimbang bahan - bahan dasar pembentuk beton.
1 Perpipaan untuk industri bahan migas 2. Perpipaan untuk pengangkutan minyak 3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah 4. Perpipaan untuk pembangkit tenaga 5. Perpipaan untuk tenaga nuklir 6. Perpipaan untuk proses pendinginan 7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas dan lain-lain.
KualitasPerlengkapan Pipa telah disediakan oleh grosir kami untuk kebutuhan perpipaan yang berbeda. Dengan pilihan kapal fitting kami, ini dapat memenuhi semua kompatibilitas bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Sistemperpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan fluida dari tempat yang lebih rendah ke tempat tujuan yang dibutuhkan dengan bantuan mesin pompa. Dalam dunia industri, perpipaan banyak digunakan untuk industri bahan migas, pengangkutan minyak, penyulingan minyak mentah, pembangkit tenaga nuklir, dan digunakan untuk distribusi
PELNI yang bergerak di bidang docking kapal. Dimana kemanan pada setiap kegiatan pengerjaan yang berjalan merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan demi menjaga citra baik perusahaan. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ialah suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mencegah suatu mode kegagalan yang mungkin terjadi.
Pipa- pipa dalam offshore untuk saat ini sudah amat berperan dalam dunia industri dan dalam dunia usaha. Sehingga perkembangan dari pemanfaatan kekayaan alam yang adapun akan semakin berkembang seiring dengan adanya teknologi kelautan yang semakin maju dan semakin canggihnya. Sistem perpipaan ini amat berperan dalam bidang Offshore , karena berkaitan dengan kegiatan produksi yaitu proses
unBQ. ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresIndonesia merupakan negara dengan kelimpahan minyak dan gas alam; banyak perusahaan multinasional yang ingin mengeksplorasi potensi lapangan migas dan membangun kilang. Untuk melakukan ini, perlu adanya pembangunan infrastuktur eksplorasi dan memasang pipa untuk menjalankan produksi. Sayangnya, selama proses produksi terkadang kebocoran pipa tidak dapat dihindari mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan dan lingkungan. Karena potensi risiko ini, perlu untuk melakukan penilaian risiko di sepanjang pipa. Dalam penelitian ini, penilaian risiko dilakukan dengan pendekatan yang dikembangkan oleh Muhlbauer, yaitu model peringkat risiko. Model peringkat risiko adalah model yang dibangun dengan menerapkan analisis spasial; dan model akan ditampilkan di dalam perangkat lunak sistem informasi geografis SIG. Ada dua faktor kegagalan dalam model peringkat risiko, yaitu probabilitas kegagalan dan konsekuensi kegagalan. Dengan mengalikan kedua faktor, risiko dapat diketahui. Penilaian risiko pipa akan dilakukan dengan menghitung nilai risiko untuk setiap segmen pipa. Dengan melakukan ini, pemilik pipa dapat melihat penyebaran risiko atas segmen pipa. Selain itu, dasbor SIG berbasis web digunakan untuk melihat lokasi pipa dengan risikonya. Dengan demikian, ini akan membantu tingkat eksekutif untuk bertindak lebih cepat ketika melakukan proses mitigasi. Hasil dari penelitian ini adalah perangkat SIG dengan analisis penilaian risiko pada jaringan pipa minyak dan gas. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko pada Jaringan Pipa Minyak dan Gas dengan Metode SIG …………………………………Pramono et al 297 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ANALISIS RISIKO PADA JARINGAN PIPA MINYAK DAN GAS DENGAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Hazard Identification and Risk Analysis of Oil & Gas Pipelines Used Geography Information System Method Bagas Octavianto Pramono¹, Lucas Elbert Suryana², Pachira Eizza² 1Progam Studi Teknik Geomatika, Universitas Gadjah Mada 2ESRI Indonesia Jl. Sekip, 55281, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Email octavbagas ABSTRAK Indonesia merupakan negara dengan kelimpahan minyak dan gas alam; banyak perusahaan multinasional yang ingin mengeksplorasi potensi lapangan migas dan membangun kilang. Untuk melakukan ini, perlu adanya pembangunan infrastuktur eksplorasi dan memasang pipa untuk menjalankan produksi. Sayangnya, selama proses produksi terkadang kebocoran pipa tidak dapat dihindari mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan dan lingkungan. Karena potensi risiko ini, perlu untuk melakukan penilaian risiko di sepanjang pipa. Dalam penelitian ini, penilaian risiko dilakukan dengan pendekatan yang dikembangkan oleh Muhlbauer, yaitu model peringkat risiko. Model peringkat risiko adalah model yang dibangun dengan menerapkan analisis spasial; dan model akan ditampilkan di dalam perangkat lunak sistem informasi geografis SIG. Ada dua faktor kegagalan dalam model peringkat risiko, yaitu probabilitas kegagalan dan konsekuensi kegagalan. Dengan mengalikan kedua faktor, risiko dapat diketahui. Penilaian risiko pipa akan dilakukan dengan menghitung nilai risiko untuk setiap segmen pipa. Dengan melakukan ini, pemilik pipa dapat melihat penyebaran risiko atas segmen pipa. Selain itu, dasbor SIG berbasis web digunakan untuk melihat lokasi pipa dengan risikonya. Dengan demikian, ini akan membantu tingkat eksekutif untuk bertindak lebih cepat ketika melakukan proses mitigasi. Hasil dari penelitian ini adalah perangkat SIG dengan analisis penilaian risiko pada jaringan pipa minyak dan gas. Kata kunci pipa, risiko, GISABSTRACTIndonesia is a country with an abundance of oil & natural gas reservation; there are many multinational companies are eager to explore the potential oil & gas field and to build a refinery here. For doing this, they need to build exploration infrastructures and to install pipelines when running production. Unfortunately, during the production process sometimes pipeline leaks could not be avoided resulting in major losses for the company and environment. Due to this potential risk, it is necessary to conduct risk assessment along the pipeline. In this study, a risk assessment is conducted with an approach developed by Muhlbauer, namely the risk rating model. It is a model that is built by applying spatial analysis; and the model will be shown inside the geospatial information system GIS software. There are two failure factors inside the risk rating model, namely probability of failure and consequence of failure. By multiplying both factors, the risk could be known. The pipeline risk assessment will be carried out by calculating risk value for each pipeline segment. By doing this, the pipeline owners could see the spread of the risk over the pipeline segment. Furthermore, the web-based GIS dashboard is used to see the location of the pipeline with its risk. Thus, this will help the executive level to act faster when doing mitigation process. The result of this research is a geographical information system GIS device with risk assessment analysis on oil and gas pipeline network. Keyword pipelines, risk, GIS PENDAHULUAN Minyak masih menjadi kebutuhan bahan bakar yang utama bagi manusia. Setiap hari dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mencari sumber minyak baru. Indonesia merupakan negara dengan kelimpahan minyak dan gas alam; banyak perusahaan multinasional yang ingin mengeksplorasi potensi lapangan migas dan membangun kilang. Untuk melakukan ini, perlu adanya pembangunan Seminar Nasional Geomatika 2020 Informasi Geospasial untuk Inovasi Percepatan Pembangunan Berkelanjutan298 infrastuktur eksplorasi dan memasang pipa untuk menjalankan produksi. Kegiatan eksplorasi minyak banyak melibatkan jalur perpipaan pipelinesebagai alat mengalirkan atau memindahkan fluida. Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0025K/11/MEM/2010 tentang rencana induk jaringan transmisi dan distribusi gas nasional tahun 2010-2025 Indonesia Kementerian ESDM, 2010 akan membangun jaringan pipa penyalur gas yang baru dan hal ini memerlukan perancangan yang memenuhi kriteria. Selain itu Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. mengenai keselamatan kerja pipa transmisi minyak dan gas bumi Kementerian Pertambangan dan Energi, 1997; Martaningtyas & Ariesyady, 2018. Pipa penyalur pipeline merupakan sarana untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain yang jalurnya sudah ditentukan terlebih dahulu. Pipa memiliki risiko kegagalan yang perlu diperhitungkan sehingga perlu adanya pemeriksaan. Pipa penyalur merupakan bagian yang paling sering mengalami kegagalan pada sebuah unit produksi minyak. Hal ini dikarenakan pipeline merupakan bagian terbesar dari unit tersebut sehingga peluang kegagalan yang juga besar dibandingkan dengan equipment lain. Dalam industri minyak dan gas, pipa penyalur ini memegang peranan yang sangat penting karena berfungsi untuk mengalirkan fluida minyak ataupun gas yang merupakan produk utama dari industri ini Prabowo et al., 2018. Penggunaan sistem perpipaan dalam industri minyak dan gas bumi sebagai sarana untuk menyalurkan produk minyak dan gas sangat efektif dan efisien, terutama dalam menempuh jarak yang jauh melalui laut maupun darat. Dilihat dari rute yang dilalui pipa sangat beragam, maka potensi bahaya dan risiko keselamatan seperti kebocoran, tumpahan, ledakan, dan pencemaran lingkungan dapat mungkin terjadi. Berbagai macam persoalan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor baik oleh faktor internal seperti korosi maupun faktor eksternal seperti lingkungan maupun masyarakat sekitar Muhlbauer, 2004. Distribusi yang dilakukan akan melewati daerah pedesaan, perkotaan, hutan, bahkan menyebrangi lautan. Dalam hal ini faktor keamanan pada saat pipeline beroperasi akan memegang peranan penting demi menjaga keselamatan manusia serta kelestarian lingkungan sekitarnya. Pendistribusian dari minyak dan gas melalui pipeline ini sangat beragam, antara lain dari sumur menuju tempat pengolahan atau antar-bangunan anjungan lepas pantai ataupun dari bangunan anjungan lepas pantai langsung ke darat. Sumber-sumber gas bumi tersebar di beberapa wilayah kepulauan di Indonesia, seperti Aceh, Kepulauan Riau, Natuna, Kalimantan Timur, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya. Untuk menjaga distribusi minyak dan gas melalui pipeline ini maka diperlukan tindakan awal untuk pencegahan kegagalan dalam pengaliran atau pendistribusian dari minyak dan gas yang dibawa oleh pipeline. Berbagai jenis tindakan dilakukan oleh para ahli untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman dan masalah yang dapat membuat sistem dari pipeline tersebut gagal beroperasi. Sumber kegagalan pada sistem pipeline juga bervariasi seperti adanya kelebihan beban pada pipa, third party dan korosi yang menjadi penyebab paling banyak kegagalan pipa. Kegagalan-kegagalan yang ada di sistem perpipaan tentunya tidak diinginkan oleh industri baik industri produsen maupun konsumen minyak dan gas yang menggunakan sistem pipeline sebagai salah satu jalur pendistribusian minyak dan gas. Kegagalan yang terjadi tidak hanya akan berakibat pada proses yang terjadi di industri konsumen, juga akan berdampak pada kerugian di pihak industri produsen minyak dan gas di samping juga berakibat pada kemungkinan terjadinya pencemaran pada lingkungan Rosyid, 2017. Oleh karena konsekuensi yang terjadi akibat kegagalan pada sistem pipeline, maka harus ada tindakan pencegahan dari awal untuk menghindari akibat yang lebih fatal lagi. Sayangnya, selama proses produksi terkadang kebocoran pipa tidak dapat dihindari mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan dan lingkungan. Contoh peristiwa yang kemungkinan dapat terjadi pada pipeline dapat kita lihat pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan kebakaran pada oil pipeline PT. Pertamina RU Vdi Teluk Balikpapan pada 31 Maret 2018. Akibat yang ditimbulkan dari kejadian ini dari segi ekonomi dapat berakibat pada kerugian yang besar bahkan sampai kebangkrutan pada operator pipeline dan juga dari segi lingkungan yang mungkin juga mempengaruhi sistem pendukung kehidupan makhluk hidup yang tinggal di sekitarnya. Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko pada Jaringan Pipa Minyak dan Gas dengan Metode SIG …………………………………Pramono et al 299 Sumber Gambar 1. Kebakaran pipa bawah laut di Teluk Balikpapan. Gambar 2 memperlihatkan sebuah peristiwa kebakaran yang terjadi pada pipeline PT. Pertamina di Cimahi, Jawa Barat pada tanggal 22 oktober 2019. Peristiwa ini dapat berakibat buruk bagi keselamatan pekerja, perusahaan, dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu perlu untuk melakukan penilaian risiko dan pemeriksaan secara berkala di sepanjang pipa. Sumber Gambar 2. Kebakaran pada pipa PT. Pertamina di Cimahi, Jawa Barat. Dari segi manajemen integritas, kegagalan pada pipa dapat dihindari dengan melakukan risk assessment terhadap jalur pipa tersebut. Permasalahan yang timbul dan tidak sesuai dari kondisi desain awal adalah kondisi material pipa, lingkungan, demografi, dan operasi. Peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan industri, dan penyalahgunaan jalur pipa atau ROW right of way adalah contoh perubahan kondisi demografi di jalur pipa. Kondisi risiko tersebut akan mempegaruhi integritas pipa penyalur. Manajemen sistem integritas pipa mengatur dan memastikan bahwa jaringan pipamasih dapat beroperasi dengan aman. Untuk melakukan manajemen integritas ini maka harus dilakukan risk assessment. Risk assessment adalah suatu proses pengukuran terhadap kemungkinan suatu kegagalan dan konsekuensinya apabila kegagalan itu terjadi. Risk assessment bertujuan untuk mengevaluasi risiko dari suatu pipeline dan untuk mengidentifikasikan cara yang efektif untuk mengatasi risiko tersebut Wibowo, 2015. Selain metode Muhlbauer, terdapat metode alternatif lainnya yakni dengan metode Analytic Hierarcy Process AHP dan metode Risk Based Inspection RBI. Metode Analytic Hierarcy ProcessAHP merupakan metode pengambil keputusan multikriteria alternatif setelah diketahui nilai Seminar Nasional Geomatika 2020 Informasi Geospasial untuk Inovasi Percepatan Pembangunan Berkelanjutan300 risikonya. pendekatan AHP dikembangkan dari teori pengukuran berkaitan dengan kriteria keputusan dalam model keputusan yang mengandung resolusi konfliktual Kusuma, 2017. AHP dapat diintegrasikan dengan metode lain dan integrasi antar keduanya memungkinkan untuk memformulasikan hasil. Salah satu contoh integrasi dengan metode Fault Tree Analytic FTA untuk mendukung kebijakan desain, konstruksi, inspeksi, dan pemeliharaan pipa minyak dan gas dengan mengusulkan strategi seleksi yang optimal berdasarkan kemungkinan kegagalan dan konsekuensi kegagalan Dawotola, 2009. Melihat besarnya dampak akibat faktor kegagalan yang menyebabkan kebocoran dalam kasus-kasus yang pernah terjadi sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa perlu adanya suatu sistem yang dapat memudahkan dalam monitoring jaringan pipa dan menganalisis tingkat risiko tiap segmen. Hal ini diperlukan guna mengurangi insiden seperti kebocoran, tumpahan, dan ledakan yang sangat merugikan bagi perusahaan dan juga lingkungan sekitar. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dalam penilain risiko dengan analisis spasial dalam teknologi sistem informasi georafis berbasis web. Sehingga setiap segmen pipa dapat diketahui tingkat risiko bahaya sesuai dengan letak geografis tiap segmen. Dengan adanya teknologi sistem informasi geografis akan sangat memudahkan dalam pemeliharaan dan monitoring jaringan pipa, selain itu dapat meningkatkan efektivitas operasional. METODE Metode yang dilakukan dalam penelitian dan kajian ini ditunjukkan pada diagram alir pada Gambar 3. Penelitian ini dilakukan dengan 1 Studi literatur; 2 Penentuan konsep analisis probabilitas dari metode Muhlbauer 3 Survei dan penentuan jaringan pipa serta pengumpulan data terkait seperti data desain pipa, data geografis jalur pipa, data kepadatan penduduk, data jumlah penduduk, data aktivitas penduduk, data aktivitas lalu lintas, dan data temperatur 4 Pembuatan pemetaan risiko dilakukan dengan menentukan contoh jaringan segmen pipa 5 Melakukan tabulasi data dan analisis risk rating model pembagian tingkat risiko 6 melakukan analisis spasial dengan menggunakan data yang telah terkumpul 7 data disajikan dengan SIG Sistem Informasi Geografis berbasis web dengan menggunakan dasbor operasional untuk monitoring jaringan pipa dan analisis risiko pada setiap segmen pipa. Gambar 3. Diagram Alir Metode Penelitian. Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko pada Jaringan Pipa Minyak dan Gas dengan Metode SIG …………………………………Pramono et al 301 Lokasi penelitian berada pada pesisir kota Samarinda, Kalimantan Timur dengan sampel data dummy untuk bagian jaringan pipa seperti pada Gambar 4. Selain itu, alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu software ArcGIS Pro & ArcGIS Dashboard. Dalam penelitian ini, penilaian risiko dilakukan dengan pendekatan yang dikembangkan oleh Muhlbauer, yaitu model peringkat risiko. Model peringkat risiko adalah model yang dibangun dengan menerapkan analisis spasial; dan model akan ditampilkan di dalam perangkat lunak sistem informasi geografis SIG Kwestarz, 2017. Ada dua faktor kegagalan dalam model peringkat risiko, yaitu probabilitas kegagalan dan konsekuensi kegagalan. Gambar 4. Lokasi penelitian terletak di Samarinda, Kalimantan Timur. Identifikasi Risiko Kegagalan Identifikasi risiko kegagalan pada penelitian ini, dilakukan pada jaringan pipa minyak dan gas yang berpotensi terjadi kebocoran. Metode identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan sistem scoring dari metode Muhlbauer antara lain Syuryana et al., 2016, yaitu 1. Penilaian risiko yang digunakan dengan model indeks pemberian skor sesuai dengan metode Muhlbauer. Pada formula tersebut terdapat empat Indeks Probabilitas Kegagalan Probability of Failure yaitu third party damage index, corrosion index, design index dan incorrect operations index, serta Konsekuensi Kegagalan Consequences of Failureberdasarkan penerapan perusahan yaitu safety, healthy, environmental, dan Pemberian skor indeks probabilitas dan faktor konsekuensi. Masing-masing indeks dari empat indeks diberikan skor sesuai kondisi dan data yang didapat. Pemberian skor sesuai ketentuan dan petunjuk pada buku pipeline risk assessment. 3. Penjumlahan skor indeks probabilitas PoF. Probabilitas kegagalan dan konsekuensi kegagalan memiliki masing masing faktor sebagai berikut. Probabilitas kegagalan. 1. Faktor Kerusakan oleh Pihak Ketiga Third Party Damage Index2. Faktor Kerusakan oleh Korosi Corrosion Index3. Faktor oleh Desain Design Index4. Faktor oleh Kesalahan Operasional Incorrect Operational IndexKonsekuensi kegagalan. 1. Faktor Keselamatan Safety Seminar Nasional Geomatika 2020 Informasi Geospasial untuk Inovasi Percepatan Pembangunan Berkelanjutan302 2. Faktor Kesehatan Healthy3. Faktor Lingkungan Enviroment4. Faktor Aset AssetFaktor yang digunakan dalam peneilitian ini merupakan faktor dari probabilitas kegagalan ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Probabilitas Kegagalan. Faktor Kerusakan oleh Pihak Ketiga Data aktivitas lalu lintas Faktor Kerusakan oleh Korosi Analisis Spasial Metode yang digunakan untuk melakukan tahap selanjutnya yaitu analisis spasial dari data yang telah diperoleh. Analisis spasial yang digunakan dalam melakukan penelitian ini di antaranya clip, buffer, creating point along a line, summarize within, dan classification. Analisis spasial memudahkan dalam proses pengerjaan untuk dapat menghasilkan peta interaktif berbasis web yang dikemas dalam dasbor operational. Dasbor operasional tersebut dapat menampilkan hasil pemetaan dan mengidentifikasi tingkat risiko dari setiap segmen pipa. Analisis Penilaian Risiko Metode yang digunakan untuk menganalisis risiko berdasarkan data yang diperoleh dan menjadikan tingkatan berdasarkan kelas risiko yaitu metode risk rating model dari Muhlbauer. Model ini banyak digunakan di berbagai sistem perpipaan di perusahaan minyak dan gas di dunia yang menggunakan teori pipeline risk management. Tingkat penilaian risiko ditunjukkan pada Tabel 2. Penilaian risiko adalah proses kuantifikasi untuk menentukan risiko apa yang mungkin terjadi dalam suatu sistem. Dalam mendapatkan konsep kualitas dan manajemen yang baik dari suatu proses, melibatkan faktor-faktor yang harus dikuantifikasi. Penilaian risiko dilakukan pada radius 5 km antar-segmen. Penilaian risiko dilakukan dengan pengolahan data faktor probabilitas sehingga dapat diketahui nilai probabilitas. Setelah diketahui nilai probabilitas dari setiap segmen, maka dilakukan penilaian tingkat risiko dengan metode risk rating model Muhlbauer, 2004. Range tingkat risiko pada tabel risk rating model diadopsi dari penelitian yang berjudul “Risk Assessment of Onshore Pipelines in Gresik Area”.Pengkelasan pada range tingkat risiko memiliki tingkat risiko yang berbeda. Range tingkat risiko digunakan untuk melakukan kalkulasi nilai dari setiap indeks. Hasil dari kalkulasi penilaian risiko ditentukan dari besaran nilai setiap indeks pada tiap segmen pipa Rosyid et al., 2017. Tabel 2. Risk Rating Model Muhlbauer, 2004. Penentuan Langkah Mitigasi & Pemeliharaan Penentuan langkah mitigasi risiko kebocoran dilakukan setelah proses analisis spasial dengan menggunakan metode risk rating model dan metode sistem informasi geografis selesai dilakukan. Berdasarkan tingkat risiko yang dihasilkan dapat mempermudah proses pengambilan keputusan lanjutan untuk sistem mitigasi sebagai tujuan untuk pencegahan kegagalan atau kebocoran dan Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko pada Jaringan Pipa Minyak dan Gas dengan Metode SIG …………………………………Pramono et al 303 menunjang kelancaran operasi minyak dan gas bumi. Selain itu langkah mitigasi bertujuan agar dapat mengetahui sebaran risiko dari setiap segmen dan dapat segera melakukan mitigasi dan pemeliharaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Risiko Kegagalan Probabilitas kegagalan Probability of Failure, PoF atau faktor potensi bahaya pada jalur pipa minyak dan gas dikelompokkkan berdasarkan beberapa bahaya besar yang berada pada sekitar jaringan pipa. Penentuan probabilitas kegagalan pipa dianalisis berdasarkan parameter kerusakan pipa dengan mempertimbangkan bobot masing-masing bahaya yang terjadi dengan sistem scoringyang digunakan berdasarkan metode Mulhbauer. Adapun faktor probabilitas kegagalan yang ditunjukkan pada Gambar 5 dijelaskan sebagai berikut. 1. Faktor Kerusakan oleh Pihak Ketiga Third Party Damage IndexKerusakan oleh pihak ketiga merupakan faktor kemungkinan risiko yang berasal dari segala aktivitas eksternal pihak luar operasional perusahaan yang berpotensi menimbulkan bahaya pada sistem perpipaan. Pada bagian ini data yang digunakan yaitu, data kepadatan penduduk, data jumlah penduduk, data aktivitas penduduk, dan data aktivitas lalu lintas. 2. Faktor Kerusakan oleh Korosi Corrosion IndexKerusakan oleh korosi didefinisikan sebagai kerusakan dari material yang biasanya berupa material logam melakui reaksi dengan lingkungan atau alam. Pada bagian ini data yang digunakan yaitu data temperatur. Dalam probabilitas kegagalan terdapat 5 data untuk melakukan analisis risiko, dikarenakan tiap data memiliki bobot yang sama maka rasio persentase tiap data memiliki nilai 20%. Berdasarkan hasil penilaian risiko dari kedua faktor di atas, diketahui bahwa probabilitas kegagalan pada jaringan pipa minyak terdapat 7 segmen dan pada jaringan pipa gas terdapat 4 segmen. Hasil penilaian tersebut menunjukkan tingkat risiko pada faktor kerusakan oleh pihak ketiga dapat digolongkan berisiko sangat tinggi. Gambar 5. Hasil persentase data pada faktor kegagalan probabilitas. Hasil Analisis Spasial Hasil analisis spasial dengan beberapa data dari probabilitas kegagalan di antaranya data jumlah penduduk, kepadatan penduduk, aktivitas penduduk, aktivitas penduduk, dan data temperatur. Setelah pengolahan pada semua data, dilakukan klasifikasi risiko pada setiap segmen sesuai dengan nilai tingkat risiko. Visualiasi hasil analisis spasial berdasarkan tingkat risiko pipa ditunjukkan pada Tabel 3. Hasil Analisis Penilaian Risiko Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kategori risiko dari setiap segmen pipa yang ditunjukkan pada Tabel 4. Persentase risiko jaringan pipa ditampilkan pada Gambar 6. Teori penentuan bobot dimana semakin tinggi nilai yang didapatkan maka semakin berisiko tinggi adanya gangguan oleh pihak ketiga dan korosi terhadap sistem perpipaan. Seminar Nasional Geomatika 2020 Informasi Geospasial untuk Inovasi Percepatan Pembangunan Berkelanjutan304 Tabel 3. Visualisasi Spasial Tingkat Risiko Pipa. Tabel 4. Penilaian Risiko. Penilaian Risiko Jaringan Pipa Minyak Penilaian Risiko Jaringan Pipa Gas Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko pada Jaringan Pipa Minyak dan Gas dengan Metode SIG …………………………………Pramono et al 305 Gambar 6. Hasil persentase risiko jaringan pipa. Hasil Dasbor Operasional Pipeline Monitoring System Dasbor operasional yang dirancang dengan analisis spasial dan analisis risk rating modelditunjukkan pada Gambar 7. Dasbor dapat digunakan untuk monitoring jaringan pipa dengan tingkat risiko pada setiap segmentasi pipa, baik pipa minyak maupun pipa gas. Dasbor operasional ini juga memiliki beberapa panel seperti peta interaktif, panel penilaian risiko, daftar tiap segmen beserta informasi actual, dan diagram persentase risiko sesuai dengan kategori tingkat risiko bahaya pipa. Gambar 7. Dasbor operasional sistem monitoring jaringan pipa. Rekomendasi Mitigasi Risiko & Pemeliharaan Mitigasi risiko merupakan tindakan untuk menghilangkan potensi bahaya atau mengurangi probabilitas kegagalan pada pipa. Pengendalian risiko dapat dilakukan secara keteknikan/rekayasa serta manajemen. Rekomendasi mitigasi risiko untuk mengurangi potensi risiko berkaitan dengan faktor kemungkinan kegagalan di antaranya sebagai berikut 1. Kerusakan oleh Pihak Ketiga Salah satu pengendalian risiko pada pipa terkait kerusakan atau high risk level dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar jalur pipa, Hal ini dapat menjadi usulan untuk Corporate Social Responsibility CSR pada perusahan terkait. Jika terdapat instalasi pipa berkelanjutkan, direkomendasikan untuk menghindari wilayah dengan tingkat kepadatan tinggi dan jaringan jalan padat lalu lintas. 2. Kerusakan oleh Korosi Mitigasi untuk kerusakan oleh korosi terbagi menjadi dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor korosi internal dapat dilakukan dengan metode intelligent pigging secara Seminar Nasional Geomatika 2020 Informasi Geospasial untuk Inovasi Percepatan Pembangunan Berkelanjutan306 berkala. Intelligent pigging merupakan teknik inspeksi yang digunakan untuk mendeteksi korosi internal dan memonitor kondisi bagian dalam pipeline. Sedangkan faktor korosi eksternal dapat dilakukan dengan metode pelapisan pipa atau coating. Coating merupakan lapisan penutup yang digunakan untuk melindungi pipa dari kontak langsung dengan lingkungan. 3. Dasbor operasional untuk monitoring jaringan pipa dapat digunakan dalam mengetahui lokasi segmen pipa yang memiliki tingkat risiko tinggi. Sehingga untuk pemeliharaan atau inspeksi akan dapat memudahkan operator dalam mengetahui lokasi segmen pipa. KESIMPULAN Penelitian ini menggunakan metode mulhbauer untuk melakukan penilaian risiko jaringan pipa berdasarkan faktor probabilitas kegagalan dan analisis spasial untuk melakukan analisis risiko berdasarkan lokasi dari tiap segmen pada jaringan pipa migas. Hasil dari penelitian ini merupakan kombinasi antara analisis penilaian risiko, analisis spasial dan sistem informasi geografis yang berfungsi untuk mengetahui sebaran potensi risiko tiap segmen pada pipa migas. Berdasarkan hasil identifikasi menggunakan model peringkat risiko dan analisis spasial didapatkan potensi risiko bahaya tertinggi pada jaringan pipa minyak dan gas. Tingkat risiko tertinggi pada jaringan pipa minyak terdapat 4 segmen pipa minyak dan 7 segmen pipa gas. Hasil tersebut berasal dari tingginya nilai yang didapat dari scoringyang menunjukkan adanya risiko kegagalan pada segmen jaringan pipa dari gangguan pihak ketiga dan korosi. Segmen pipa yang berisiko untuk mengalami kegagalan yang menyebabkan kebocoran atau kerugian massal yaitu pada segmen pipa gas dan minyak yang terletak pada wilayah padat penduduk dan dekat jalan raya yang padat aktivitas lalu lintas. Dasbor operasional dengan analisis spasial dapat memberikan visualisasi data skala risiko pada setiap segmen pipa dengan beberapa manfaat lain, seperti informasi pada dasbor dapat membantu pemangku kebijakan untuk bertindak lebih cepat ketika melakukan proses mitigasi dan dapat digunakan sebagai media untuk monitoring pemeliharaan pipa secara berkala sehingga dapat meminimalisir risiko kebocoran pipa. Rekomendasi studi untuk mengembangkan penelitian ini yaitu dengan menambahkan perangkat detektor potensi risiko. Detektor potensi risiko dipasang pada setiap segmen pipa yang dapat berfungsi memberikan notifikasi jika terjadi potensi risiko tinggi terjadinya kebocoran pada pipa migas. Perangkat tersebut ditambahkan dengan beberapa data sehingga dapat lebih akurat dalam melakukan penilaian risiko dan memberikan notifikasi yang terhubung dalam dasbor monitoring jaringan pipa migas. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, motivasi, nasehat dan doa bagi penulis. Terima kasih juga disampaikan kepada ESRI Indonesia atad masukan yang sangat berarti dan rekan-rekan Teknik Geomatika Universitas Gadjah Mada yang telah mendukung dan memberikan saran dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Dawotola, Van Gelder, & Vrijling, 2009. Risk Assessment of Petroleum Pipelines using a Combined Analytical Hierarcy Process-Fault Tree Analysis AHP-FTA. Proceedings of the 7th International Probabilistic Workshop. Delft. Kementerian Pertambangan dan Energi. 1997. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor tentang Keselamatan Kerja Pipa Transmisi Minyak dan Gas Bumi. Kementerian Pertambangan dan Energi. Jakarta. Kementerian ESDM Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2010. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 0025K/11/MEM/2010 tentang Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Nasional Tahun 2010-2025 Indonesia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Jakarta. Kwestarz, M. 2017. The application of W. Kent Muhlbauer’s model for the risk assessment of District Heating Networks. International Journal of Mechanical and Civil Engineering, 143, 65-73. Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko pada Jaringan Pipa Minyak dan Gas dengan Metode SIG …………………………………Pramono et al 307 Kusuma, D. 2017. Manajemen Risiko Pipa Migas Bawah Laut Dampak Jalur Pelayaran Kapal Peti Kemas Patimban Menggunakan Metode Muhlbauer dan Analytic Hierachy Process AHP di Lapangan Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. 130 hlm. Martaningtyas, M., & Ariesyady, 2018. Identifikasi bahaya dan analisis risiko pada jaringan pipa transmisi crude oil di PT. X. Jurnal Teknik Lingkungan, 242, 12 - 22. Muhlbauer, 2004. Pipeline Risk Management Manual. Gulf Professional Publishing. Texas. Prabowo, Husodo, & Arumsari, N. 2018. Penilaian Risiko pada Onshore Pipeline Menggunakan Metode Risk Based Inspection RBI. Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application, 127-131. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Surabaya. Rosyid, Jamil, & Wahyudi. 2017. Risk assessment of onshore pipeline in Gresik Area. International Journal of Offshore and Coastal Engineering, 11,29-34. Syuryana, Widyanto, B., & Budiwantoro, B. 2016. Modifikasi metode muhlbauer untuk pemetaan risiko korosi semi-kuantitatif pada pipa penyalur Nasional Tahunan Teknik Mesin XV, 928-937. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Wibowo, F. 2015. Kajian Risiko Pipa Gas Transmisi PT. Pertamina Studi Kasus Simpang KM 32 Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 31, 726-733. Seminar Nasional Geomatika 2020 Informasi Geospasial untuk Inovasi Percepatan Pembangunan Berkelanjutan308 Halaman ini sengaja kami kosongkan ResearchGate has not been able to resolve any citations for this volume is concerned with management of risks involved with cross-country oil or natural gas pipelines. It covers the following topics risk assessment cost, management, and practice; pipeline activities and environmental factors that influence risk; leak management; and database management and data Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300Kementerian Pertambangan Dan EnergiKementerian Pertambangan dan Energi. 1997. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor tentang Keselamatan Kerja Pipa Transmisi Minyak dan Gas Bumi. Kementerian Pertambangan dan Energi. Risiko Pipa Migas Bawah Laut Dampak Jalur Pelayaran Kapal Peti Kemas Patimban Menggunakan Metode Muhlbauer dan Analytic Hierachy Process AHP di Lapangan ArjunaD KusumaKusuma, D. 2017. Manajemen Risiko Pipa Migas Bawah Laut Dampak Jalur Pelayaran Kapal Peti Kemas Patimban Menggunakan Metode Muhlbauer dan Analytic Hierachy Process AHP di Lapangan Risiko pada Onshore Pipeline Menggunakan Metode Risk Based Inspection RBIR L PrabowoA W HusodoN ArumsariPrabowo, Husodo, & Arumsari, N. 2018. Penilaian Risiko pada Onshore Pipeline Menggunakan Metode Risk Based Inspection RBI. Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application, 127-131. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. assessment of onshore pipeline in Gresik AreaD M RosyidM Y JamilWahyudiRosyid, Jamil, & Wahyudi. 2017. Risk assessment of onshore pipeline in Gresik Area. International Journal of Offshore and Coastal Engineering, 11, 29-34. metode muhlbauer untuk pemetaan risiko korosi semi-kuantitatif pada pipa penyalur gasE P SyuryanaB WidyantoB BudiwantoroSyuryana, Widyanto, B., & Budiwantoro, B. 2016. Modifikasi metode muhlbauer untuk pemetaan risiko korosi semi-kuantitatif pada pipa penyalur gas. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XV, Risiko Pipa Gas Transmisi PT. Pertamina Studi Kasus Simpang KM 32 PalembangF WibowoWibowo, F. 2015. Kajian Risiko Pipa Gas Transmisi PT. Pertamina Studi Kasus Simpang KM 32 Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 31, 726-733.
Pipa merupakan salah-satu jenis komponen utama yang banyak digunakan di proses industri. Jenis-jenis pipa yang digunakanpun sangat variatif, ada pipa carbon, stainless, pipa fiberglass serta berbagai jenis dari bahan-bahan dari fungsinya, penggunaan pipa juga beraneka ragam yang disesuaikan dengan jenis fluida, pressure maupun sistem piping, sebuah pipa tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya bila tidak dihubungkan dengan komponen-komponen lainnya. Oleh sebab itu kemudian diperlukan suatu fitting agar pipa dapat saling terhubung dan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi kalau kita membahas tentang pipa maka akan banyak sekali unsur-unsur yang harus dimasukkan didalamnya. Dan, melalui artikel ini project team akan mengulas lebih detail informasi apa saja yang berkaitan dengan perpipaan. *Artikel ini diupdate tanggal 04 Agustus 2021 oleh admin. Mengingat semakin banyaknya artikel di blog ini yang dicopas oleh orang lain tanpa ijin dan tanpa mencantumkan mari kita, kembali ke laptop!Jenis-jenis Pipa Berdasarkan KlasifikasinyaApa itu pipa?Pipa adalah benda berbentuk silinder yang terbuat dari logam baja ataupun bahan lainnya dan berlubang di tengahnya sebagai sarana saluran fluida yang berbentuk cair, gas maupun pipa biasanya ditentukan berdasarkan nominalnya, yang lebih dikenal dengan NPS atau Nominal Pipe Size. Sedangkan untuk ketebalannya didasarkan pada SCH atau scedulenya. Bisa Anda lihat lagi di Panduan lengkap ukuran dan scedule pipa beserta pipa sangat beragam sehingga untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas akan kita dibagi dalam beberapa klasifikasi, berikut Jenis pipa berdasarkan bahannyaJenis pipa berdasarkan proses pembuatannyaJenis pipa berdasarkan fungsinya 1. Jenis-jenis Pipa Berdasarkan BahannyaDilihat dari struktur bahan baku yang digunakan secara umum kita mengenal jenis-jenis pipa sebagai berikutPipa carbon steelPipa carbon molyPipa stainless steelPipa duplex biasa digunakan di proyek migasPipa galvanisPipa ferro nikelPipa chrom molyPipa PVCPipa HDPE High Density PolyEthyleneSelain itu ada juga jenis pipa dari bahan khusus antara lain Pipa fiber FRPPipa aluminiumPipa wrought iron pipa besi tempaPipa copper tembagaPipa nickel copperPipa nickel chrom iron / inconnel besi krom nikelPipa red brass 2. Jenis-jenis Pipa Berdasarkan Proses PembuatannyaProses pembuatan pipa dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Khusus untuk pipa dengan bahan besi secara umum kita mengenal ada 3 jenis, yaitu Pipa baja seamless Pipa ini dibentuk dengan cara yang sangat rumit yaitu dengan menusukkan batang besi silinder untuk menghasilkan lubang pada diameter dalam pipa. Sehingga menghasikan sebuah pipa yang tanpa ada sambungan sama sekali. Pipa seamless bisa digunakan pada pressure rendah maupun baja welded Pipa ini dibuat dengan cara pelengkungan plat baja hingga ujung sisinya saling bertemu untuk kemudian dilakukan pengelasan. Pipa welded biasanya digunakan hanya untuk aliran dengan temperatur rendahlow temperature.Baca juga Proses pembuatan pipa baja seamless dan pipa baja weldedPipa baja ductilePipa ini dibentuk dengan cara casting sentrifugal yaitu menuangkan logam panas campuran kedalam suatu cetakan yang berputar sehingga logam itu akan menempel pada dinding cetakan dan membentuk suatu pipa. 3. Jenis-jenis Pipa Berdasarkan KegunaannyaMelihat dari zat yang dialirkan dan bagaimana pipa digunakan, jenis pipa dapat diklasifikasikan, sebagai berikutPipa airPipa minyakPipa gasPipa uapPipa udaraPipa lumpurPipa drainasePipa pembuangan limbah, dan Jenis pipa untuk industri dan sistem plumbingSelain itu pipa juga bisa digunakan untuk konstruksi bangunan gedung, gudang dan dunia industri, pipa digunakan untuk berbagai fungsi, antara lainPerpipaan untuk pembangkit listrikPerpipaan untuk industri bahan migasPerpipaan untuk penyulingan minyak mentahPerpipaan untuk pengangkutan minyakPerpipaan untuk proses pendinginanPerpipaan untuk tenaga nuklirPerpipaan untuk distribusi dan transmisi gasPerpipaan untuk distribusi air bersih, dan lain-lain. Komponen-komponen PerpipaanDalam sebuah proyek instalasi perpipaan kita melihat ada komponen lain yang selalu berhubungan dan menempel pada pipa. Komponen-komponen tersebut berfungsi untuk menyambungkan, membelokkan aliran, percabangan, mereduce aliran, komponen piping tersebut antara lainFlanges - alat penggabung antar pipa atau ke komponen - sambungan pipa untuk mengubah arah aliran - alat untuk membuka dan menutup - alat penyaring - gasket, mur dan items lainnya Itu adalah gambaran singkat mengenai komponen-komponen piping. Untuk lebih detail mengenai jenis-jenis valve, jenis-jenis flange dan jenis-jenis fitting pipa bisa Anda lihat di artikel lainnya di posting ringkas tentang fungsi dan jenis-jenis pipa serta komponennya, next ke posting perpipaan selanjutnya. Semoga 04 Agustus 2021
 Berita Bisnis Selasa, 15 September 2020 - 2054 WIB VIVA – Keberhasilan PT Perusahaan Gas Negara Tbk memangkas biaya proyek pipa migas Rokan hingga US$150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun menjadi momentum dalam meningkatkan efisiensi pada proyek infrastruktur migas. Langkah ini dinilai bisa diikuti oleh proyek lainnya di Juga ADB Proyeksi Ekonomi RI Cuma Tumbuh 1 Persen pada 2020 Analis Finvesol Consulting Indonesia, Fendi Susiyanto, mengatakan kemampuan dari PGN melakukan pemangkasan biaya pembangunan infrastruktur pipa migas ke Blok Rokan tersebut adalah prestasi yang luar biasa dan dapat memperkuat bisnis perseroan."Selama ini kita belum pernah mendengar pembangunan infrastruktur pipa migas bisa dihemat hingga sebesar itu,” ujar Fendi kepada media di Jakarta, Selasa, 15 September Direktur Utama PGN Suko Hartono mengungkapan, biaya pembangunan proyek pipa minyak ke Blok Rokan berhasil dipangkas dari US$450 juta menjadi US$300 juta. Efisiensi diperoleh dari optimasi tahapan penetapan Final Investment Decision FID dan proses procurement."Hal ini merupakan upaya bersama dewan pengawas dan manajemen PGN dalam mengawal proyek pipanisasi minyak Rokan Hulu dapat berjalan efektif dan efisien di tengah tantangan ekonomi global dan pandemi," jelas Suko dalam keterangan resminya, Senin, 14 September itu, pada Rabu, 9 September 2020 lalu, PT Pertagas, anak usaha PGN, telah memulai pembangunan pipa minyak sepanjang kurang lebih 360 kilometer dengan diameter 4-24 inch. Proyek yang ditargetkan rampung pada 2021 melalui lima kabupaten di Provinsi Riau Halaman Selanjutnya First welding atau pengelasan perdana telah dilakukan di Kelurahan Kandis Kota, Kandis, Kabupaten Siak. Upaya itu diketahui mengawali alih kelola blok Rokan yang direncanakan berlangsung pada 2021.